ABSTRAK

Ketika salah satu payudaranya harus diangkat wanita cenderung mengalami penurunan harga diri karena merasa bagian penting dalam tubuhnya sudah tidak lengkap, wanita cenderung merasa rendah diri, tidak berguna, malu dan tidak percaya diri bila bertemu orang lain terkhusus laki-laki karena merasa dirinya sudah tidak sempurna di mata laki-laki. Menurut Smeltzer (2001), bentuk tubuh, kerontokan rambut, perubahan kulit, perubahan pola komunikasi dan disfungsi seksual adalah beberapa akibat yang menyulitkan dari kanker dan pengobatannya yang dapat mengancam harga diri pasien. Menurut Lubis & Hasnida (2008), harga diri menunjukkan seluruh gambaran yang dapat diraih seseorang dengan memberikan nilai benar atau salah, baik atau buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran harga diri pasien kanker payudara pascaoperasi, mendapatkan hasil penerapan terapi realitas dalam upaya meningkatkan harga diri pada pasien kanker payudara pascaoperasi. Menggunakan system WDEP dengan teknik Wants and needs, direction and doing, self evaluation, planning and action. Design penelitian menggunakan metode eksperimental single case design dengan design A-B-A. Subjek adalah penderita kanker payudara yang tergabung dalam Cancer Information Support Canter (CISC) yang mengalami penurunan harga diri. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan harga diri, pre-test 12 (harga diri rendah) dan post-test 19 (harga diri sedang) dari skala harga diri Rosenberg Self Esteem Scale (RSES), dan membuktikannya adanya prognosis positif.


Kata kunci : Pasien kanker payudara pascaoperasi, harga diri, terapi realitas