ABSTRAK

Ketika seseorang mengalami kekerasan seksual diusia remaja tentulah hal tersebut menjadi saat yang paling menyedihkan dalam kehidupan mereka. ketika mereka mengalami kekerasan seksual biasanya mereka akan merasa enggan untuk menceritakan tentang apa yang terjadi pada mereka karena beberapa hal antara lain merasa takut jika apa yang mereka ceritakan tidak dipercaya karena biasanya dalam peristiwa tersebut tidak ada saksi yang melihat, merasa malu dan merasa diri mereka telah rusak sehingga takut orang lain akan merendahkan mereka, terutama pada korban dengan pelaku yang masih merupakan anggota keluarga korban. remaja dibuat merasa bersalah atas apa yang dialami oleh mereka, mereka juga ditekan untuk tetap menyembunyikan kekerasan seksual yang mereka alami untuk melindungi pelaku atau keluarga, serta perasaan takut akan balas dendam pelaku kepada diri mereka sendiri maupun kepada anggota keluarga lainnya. Dalam hal ini mereka akan mengalami sindrom kecemasan, labilitas autonomik, kerentanan emosional, dan kilas balik dari pengalaman yang tidak menyenangkan setelah mengalami stress fisik maupun emosional yang melampaui batas ketahanan orang biasa yang ditunjukkan oleh beberapa perilaku antara lain ketakutan yang ekstrim, merasa kembali mengalami peristiwa traumatik, memiliki ketumpulan responsivitas, sikap kewaspadaan yang berlebih, penurunan fungsi psikologis dan lain-lain DSM IV TR (2005).

Pendekatan dengan terapi suportif berupaya untuk mengurangi factor eksternal yang menjadi sumber stress tanpa merubah struktur kepribadian namun mengembangkan diri individu sebagai dampak atau hasil dari usaha penyembuhan yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan (Kuntjoro, 2011) bahwa terapi suportif bukan mengubah struktur kepribadian, tetapi perkembangan diri pasien/klien itu sendiri (merupakan proses maturitas) yang akan mengubah struktur kepribadian sebagai konsekuensi dari usaha penyembuhan (penyesuaian dirinya yang lebih baik atau lebih adaptif), sementara teknik bimbingan adalah pertolongan yang langsung diberikan secara aktif kepada klien untuk mengatasi ketergangguannya.

Keyword : Kekerasan Seksual, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), Terapi Suportif, Teknik Bimbingan