ABSTRAK

Ketidakpastian nasib suami yang dikirim ke daerah konflik. Hal ini pun menimbulkan kecemasan dalam istri anggota brimob polri yang berwujud pada ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak mengenakkan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai kepala keluarga, kadang istri anggota korps brimob polri menglami kecemasan ketika suaminya akan di tugaskan untuk menjalankan oprasi militer didaerah konflik. Fenomena yang sama terjadi juga di dapat oleh penulis di Asrama Ksatrian Amji Atak, Mako Bromob Polri, Klapa Dua, Depok, Dalam wawancara dan observasi penulis dengan salah satu istri anggota korps brimob polri di dapatkan mereka mengalami kecemasan. Untuk mengatasi kecemasan pada istri x anggota resimen III pelopor korps brimob polri yang akan bertugas di daerah konflik di papua maka digunakan terapi suportif dengan teknik guidance dan relaksasi agar istri anggota brimob tidak mengalami kecemasan. Subjek dalam penelitian ini adalah 1 (Satu) orang istri anggota resimen III pelopor korps brimob polri yang akan bertugas di daerah konflik. Motode pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi, tes psikologi, dan skala HARS digunakan untuk pre-test dan post-test. Waktu pelaksanaan kurang lebih selama 1 (satu) bulan. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatlah hasil pada saat pre-test adalah sebesar 24 yang berarti ada pada kategori kecemasan sedang. Setelah dilakukan intervensi maka hasil post-test skala HARS turun menjadi 13 yang berarti berada pada kategori kecemasan ringan (kecemasan dapat teratasi).

Kata kunci : Istri Anggota, Kecemasan, Terapi Supotif, Teknik Guidance dan relaksasi