ABSTRAK

Tingginya mobilitas pulang pergi anggota Brimob Polri ke daerah konflik menimbulkan permasalahan psikologis di kesatuan pasukan. Brimob yang betugas di daerah konflik mengalami gangguan pada fisiknya berupa sakit kepala, sering pusing, berat badan menurun, nafsu makan berkurang, merasa cemas, sakit demam. Dalam kognitifnya, subjek gampang sekali menaruh curiga terhadap orang lain yang ada disekitarnya dan kadangkala konsentrasinya menurun.subjek juga mengalami gangguan stabilitas emosi, serta mengarah pada Stres pasca trauma atau Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Fenomena ini yang ada ada di lapangan dari hasil observasi dan wawancara di dapatlah bahwa anggota X Pasukan Pelopor Brimob Polri pasca bertugas di daerah konflik di puncak jaya Papua bisa mengalami Stres pasca trauma atau Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Untuk mengatasi PTSD pada anggota X Pasukan Pelopor Brimob Polri pasca bertugas di daerah konflik di puncak jaya Papua maka digunakan Terapi Suportif dengan Teknik Hipnosis Sugestif agar para anggota menjadi individu yang baik.
Subjek dalam penelitian ini adalah 1 (satu) orang anggota X Pasukan Pelopor Brimob Polri pasca bertugas di daerah konflik di puncak jaya Papua. Motode pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi, tes psikologi, dan skala HARS digunakan untuk pre-test dan post-test. Waktu pelaksanaan kurang lebih selama 1 (satu) bulan. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatlah hasil skala HARS pada saat pre-test adalah sebesar 23 yang berarti ada pada kategori Kecemasan Sedang. Setelah dilakukan intervensi maka hasil rata-rata post-test skala HARS turun menjadi 17 yang berarti berada pada kategori ringan (PTSD dapat diatasi).

Kata kunci : Anggota Brimob, Post Traumatic Stress Disorder, Terapi Suportif, Teknik hypnosis sugesti